Thursday, 8 November 2012

SUKA DUKA DI DAERAH 3T “Ibu…Jangan Bersuami Dulu!”

 pengenalan pertama dengan komputer
Dengan sedikit terengah-engah kulangkahkan kaki menapaki anak tangga menuju kantor guru SMPN 8 Ruteng Pau,Kecamatan Rahong Utara Kabupaten Manggarai. Anak tangga itu tidaklah banyak, namun terasa begitu berat karena sebelumnya kaki ini sudah digunakan  berjalan 45 menit dengan medan naik turun bukit. Belum lagi di tengah perjalanan ada seekor kerbau yang menghadang. Meskipun sudah diikat oleh yang empunya, namun terpaksa harus lewat semak belukar di tepi jalan itu, karena si kerbau berdiri melintang tanpa memperdulikan siapapun yang lewat. Hari ini hari Jum’at, dan sesuai jadwal cuma ada 4 guru yang akan hadir di sekolah, termasuk kepala sekolah. Berharap sudah ada teman guru yang sudah datang dan mengucapkan “Selamat pagi Bu…” , namun agak sedikit kecewa karena kantor ternyata masih kosong. Kulihat jam dinding ternyata pukul 07.15 WITA. Memang “masih pagi”?  ataukah aku yang memang “kepagian”, namun yang jelas siswa-siswi sudah menantikan gurunya di kelas mereka. Keberadaanku di sini menjadi nuansa tersendiri bagi mereka, dan sebaliknya merekapun menjadi sosok-sosok penting bagiku, karena keberadaanku di sini adalah untuk mereka. 33 murid yang sering kusebut “Laskar Pau”. 33 murid yang setiap harinya ke sekolah membawa kantong kresek sebagai pengganti tas, dan beralaskan sandal jepit karena memang sebagian besar dari mereka tidak memiliki sepatu. Di sekolah yang baru berdiri 2 tahun ini memang hanya memiliki jumlah murid 33.  Kelas VII ada 17 orang siswa, kelas VIII ada 16 orang siswa, dan kelas IX belum ada.
Seperti hari-hari biasanya, pulang sekolah selalu mendapat “pengawalan khusus” dari murid-muridku. Bukan Karena takut ada penjahat atau apa, karena memang jalan ke rumah tempat tinggal kami searah. Dalam perjalanan pulang yang menempuh waktu 30 menit dengan berjalan kaki, biasanya kugunakan untuk memperdalam kosa kata bahasa manggarai. Di sinilah peran Guru dan Murid berganti. Kutanyakan pada muridku kata-kata yang sering kudengar dari tetangga yang mengobrol. Kalau itu terlalu sulit dihafalkan, ku catat diponselku. Ketika menjelaskan mereka sangat antusias, begitupun denganku yang menurut mereka sudah “Nganceng” bahasa manggarai (nganceng = bisa). Sampai ada salah seorang murid yang berucap” Oleee.. ibu sudah lancar bahasa manggarai ya? Lama-lama nanti ibu lupa bahasa Jawa lho Bu..” akupun tertawa mendengar celetukan salah satu muridku.
Tak terasa sudah sampai di rumah tempat tinggalku. Jika sudah berada di rumah, jangan harap ada panggilan masuk dari ponsel, bahkan sms saja belum tentu bisa. Memang lokasi rumah tempat tinggalku berada di lembah, berbeda dengan di sekolah yang berada di bukit. Di sana sinyal full karena dapat menangkap jaringan dari beberapa tower. Jika di rumah, harus meletakkan ponsel di tempat-tempat tertentu. Yang pertama di atas ranjang tempat tidur, ada papan kecil penyangga kelambu, di sana terdapat sinyal 2 sampai 3 bar. Jika ingin sms harus berdiri di atas ranjang dengan posisi berlutut. Tempat kedua di pojok tempat tidur atau di atas bantal, Ku beri sebutan bantal sinyal. Meskipun di sana hanya ada 1 bar, tapi cukup untuk mengirim sms. Posisi juga mempengaruhi, jika bergeser sedikit maka sinyalpun hilang. Terkadang hal-hal seperti ini memang menjengkelkan, tapi setiap kali ada sms yang masuk justru menjadi kegembiraan tersendiri di tengah krisis sinyal.
            Sesudah sembahyang dhuhur sepertinya tidak ada kegiatan yang berarti di hari ini. Smspun tidak ada yang masuk. Sedikit membosankan sebenarnya. Namun di tengah kebosanan itu,tak sengaja mataku tertuju pada tumpukan kertas yang ada di rak paling atas. Sambil memandangnya dari kejauhan ku ingat-ingat tumpukan kertas apa itu,dan tanpa menunggu lama ku ambil tumpukan kertas yang terletak tepat di bawah buku Nilai. Ada 33 lembar dan di setiap lembarnya terlihat tulisan paling atas sebagai judul tulisan yakni, “KESAN” dan “PESAN”. Seketika ingatanku kembali. Lembaran kertas itu adalah permintaan awalku kepada siswa-siswi saat pertama kali masuk kelas, baik di kelas VII maupun di kelas VIII. Dulu sewaktu masuk kelas untuk yang pertama kalinya, ku isi dengan memperkenalkan diriku, tanya jawab tentang apa yang ingin mereka ketahui tentang diriku dan sebaliknya perkenalan siswa-siswi kepadaku. Di akhir pertemuan tersebut, aku memberi tugas pada mereka. “Anak-anak, Ibu sudah siapkan selembar kertas, tolong kalian tulis di kertas itu tentang “KESAN” dan “PESAN” untuk Ibu. Bagaimana kesan pertama setelah bertemu dan kenal Ibu lewat perkenalan tadi, atau bisa kalian tulis Ibu ini orangnya seperti apa menurut kalian, dan juga pesan/hal-hal/sesuatu yang ingin kalian sampaikan pada Ibu” ucapku waktu itu. Diantara mereka terlihat ada yang saling bertatap muka. “Jadi Ibu harap kalian tulis apa adanya, sesuai yang kalian rasakan dan apa yang ingin kalian sampaikan pada Ibu, jangan takut untuk menulis dan jangan ikut-ikutan teman, semuanya paham?”tambahku.
Dan setelah berbulan-bulan semenjak tulisan itu dibuat, kini ku baca lagi lembaran-lembaran kertas itu. Rasanya seperti membaca surat cinta. Setiap kali membacanya, aku terkadang senyum-senyum sendiri. Bukan karena rayuan atau pernyataan cinta dari seorang laki-laki, tapi mungkin lebih dari itu. Banyak kesan-kesan polos yang mereka tulis. Beberapa surat cinta yang kuanggap menarik diantaranya:
©      Nama:Marselina Ima
KESAN:  Ibu kami merasa bangga karena ibu mengajar di sini karena dulu di SMP PAU gurunya tidak banyak, kebetulan sekarang gurunya banyak, kami merasa bangga dan senang. Kami berdoa untuk ibu.
PESAN:  Menurut saya ibu harus mengajar di sini terus karena di SMP PAU gurunya tidak banyak. Kami harap Ibu mengajar di sini terus.
(Bagiku,surat cinta yang satu ini sungguh menjadi beban, apalagi di bagian pesan, namun apapun itu terima kasih untuk Doanya) J
©      Nama : Eleonia Damul
KESAN: Menurut saya pembawaan ibu sangat baik terhadap orang. Saya sangat bangga karena  ada Ibu guru yang baik dan selalu memberikan pelajaran yang baik terhadap kami di sini.
PESAN: Ibu harus mengajar kami bagaimana menekan laptop karena di SMP Pau tidak ada laptop dan ibu harus lebih bersemangat lagi dan membuat lucu karena saya suka lucu.
(Pesan di surat cinta ini mungkin bisa dikatakan mewakili keinginan semua muridku, karena semuanya pasti belum pernah “menekan” laptop) *_*
©      Nama: Yuliana V. Niwung
KESAN: Ibu kalau mengajar suaranya lembut tapi mudah dimengerti.
PESAN: Ibu, jangan pernah berpikir ibu agama Islam dan Kami agama Katolik karena kita sama diciptakan Tuhan Yang Maha Pencipta.
(Kalau siswa yang ini, mungkin maksudnya menginginkan saya supaya tidak sungkan karena perbedaan agama, Cuma kesulitan dalam menyusun kalimat)^_^
©      Nama: Afrianus Jaman
KESAN: Ibu itu memiliki sifat baik dan penyabar
               Ibu juga sering tertawa
              memiliki wajah ceria
PESAN: Saya ingin ibu menjadi keluargaku yang sangat akrab
               Saya mau berkumpul dengan Ibu di rumah
(Membaca surat cinta yang ini rasanya campur aduk. Kesan yang pertama agaknya terlalu memuji, namun membaca kesan yang kedua membuatku bertanya-tanya apakah sebegitunya saya? J ….  Dan untuk pesannya sungguh mengharukan) ;(
©      Nama: Yuliana Jemamun

KESAN: Ibu sangat baik, cantik, suka senyum.
PESAN: Pesan dari saya untuk Ibu, Jangan bersuami dulu. Kalau sudah selesai sekolah dan kalau cita-citamu tercapai baru bisa bersuami. Pesan dari saya untuk Ibu. Harus di ingat.
( Tawaku langsung meledak membaca surat cinta yang satu ini) J J J
Begitulah Respon yang kuterima dari anak-anak yang masih begitu polosnya. Banyak keinginan dan harapan yang disandarkan pada kami, guru SM3T. Namun semangat mereka dalam menuntut ilmu menjadi nilai tersendiri. Bahkan semangat yang tak pernah kumiliki di usia seperti mereka. Sungguh pengalaman yang sangat berharga yang tak akan pernah kulupakan meski pernah merasakan hidup 3T (versiku), Tanpa Listrik 24 jam, Tanpa sinyal, dan Tanpa air. Memang segala sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil, kita baru yakin kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik. Salam ABITA!!! Aku Bangga Indonesia Tanah Airku, Dari Daerah 3T untuk Indonesia.
Profil
Nama  : Atina Zuniar Rochmah
TTL      : Kudus, 12 Mei 1988
Alamat: Desa Peganjaran Gang II Rt:01/03 No.30 Kecamatan Bae Kabupaten Kudus 59327
Hobi    : Membaca, Mengoleksi Perangko, Jelajah Alam, Wisata Kuliner.
Riwayat Pendidikan:
                     MTs Negeri Kudus (2001-2004)
                     SMA 1 Kudus (2004-2007)
                     Universitas Muria Kudus (2007-2011)
Pengalaman Berorganisasi :
                     Wakil Komandan KSR PMI UMK (periode 2009-2010)
                     Sekretaris UKM Paduan Suara Ningnong UMK (periode 2009-2010)
Email   : atinapoenya@yahoo.com
              atianzuniarrohah@gmail.com
Blog    : www.atinazuniarrochmah.blogspot.com
Motto Hidup: Berusaha untuk selalu menjadi yang lebih baik, hingga akhirnya merasa berhak  untuk mendapat yang terbaik.
Peserta SM-3T UNNES penempatan di SMPN 8 Ruteng Pau,
Kecamatan Rahong Utara, Kabupaten Manggarai, NTT

SUKA DUKA DI DAERAH 3T “Ibu…Jangan Bersuami Dulu!” Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

0 comments:

Post a Comment