![]() |
pengenalan pertama dengan komputer
|
Dengan sedikit terengah-engah
kulangkahkan kaki menapaki anak tangga menuju kantor guru SMPN 8 Ruteng
Pau,Kecamatan Rahong Utara Kabupaten Manggarai. Anak tangga itu tidaklah
banyak, namun terasa begitu berat karena sebelumnya kaki ini sudah
digunakan berjalan 45 menit dengan medan
naik turun bukit. Belum lagi di tengah perjalanan ada seekor kerbau yang
menghadang. Meskipun sudah diikat oleh yang empunya, namun terpaksa harus lewat
semak belukar di tepi jalan itu, karena si kerbau berdiri melintang tanpa
memperdulikan siapapun yang lewat. Hari ini hari Jum’at, dan sesuai jadwal cuma
ada 4 guru yang akan hadir di sekolah, termasuk kepala sekolah. Berharap sudah
ada teman guru yang sudah datang dan mengucapkan “Selamat pagi Bu…” , namun
agak sedikit kecewa karena kantor ternyata masih kosong. Kulihat jam dinding
ternyata pukul 07.15 WITA. Memang “masih pagi”?
ataukah aku yang memang “kepagian”, namun yang jelas siswa-siswi sudah
menantikan gurunya di kelas mereka. Keberadaanku di sini menjadi nuansa
tersendiri bagi mereka, dan sebaliknya merekapun menjadi sosok-sosok penting
bagiku, karena keberadaanku di sini adalah untuk mereka. 33 murid yang sering
kusebut “Laskar Pau”. 33 murid yang setiap harinya ke sekolah membawa kantong
kresek sebagai pengganti tas, dan beralaskan sandal jepit karena memang
sebagian besar dari mereka tidak memiliki sepatu. Di sekolah yang baru berdiri
2 tahun ini memang hanya memiliki jumlah murid 33. Kelas VII ada 17 orang siswa, kelas VIII ada
16 orang siswa, dan kelas IX belum ada.
Seperti hari-hari biasanya, pulang
sekolah selalu mendapat “pengawalan khusus” dari murid-muridku. Bukan Karena
takut ada penjahat atau apa, karena memang jalan ke rumah tempat tinggal kami
searah. Dalam perjalanan pulang yang menempuh waktu 30 menit dengan berjalan
kaki, biasanya kugunakan untuk memperdalam kosa kata bahasa manggarai. Di
sinilah peran Guru dan Murid berganti. Kutanyakan pada muridku kata-kata yang
sering kudengar dari tetangga yang mengobrol. Kalau itu terlalu sulit
dihafalkan, ku catat diponselku. Ketika menjelaskan mereka sangat antusias,
begitupun denganku yang menurut mereka sudah “Nganceng” bahasa manggarai (nganceng
= bisa). Sampai ada salah seorang murid yang berucap” Oleee.. ibu sudah
lancar bahasa manggarai ya? Lama-lama nanti ibu lupa bahasa Jawa lho Bu..”
akupun tertawa mendengar celetukan salah satu muridku.
Tak terasa sudah sampai di rumah
tempat tinggalku. Jika sudah berada di rumah, jangan harap ada panggilan masuk
dari ponsel, bahkan sms saja belum tentu bisa. Memang lokasi rumah tempat
tinggalku berada di lembah, berbeda dengan di sekolah yang berada di bukit. Di
sana sinyal full karena dapat menangkap jaringan dari beberapa tower. Jika di
rumah, harus meletakkan ponsel di tempat-tempat tertentu. Yang pertama di atas
ranjang tempat tidur, ada papan kecil penyangga kelambu, di sana terdapat
sinyal 2 sampai 3 bar. Jika ingin sms harus berdiri di atas ranjang dengan
posisi berlutut. Tempat kedua di pojok tempat tidur atau di atas bantal, Ku
beri sebutan bantal sinyal. Meskipun di sana hanya ada 1 bar, tapi cukup untuk
mengirim sms. Posisi juga mempengaruhi, jika bergeser sedikit maka sinyalpun
hilang. Terkadang hal-hal seperti ini memang menjengkelkan, tapi setiap kali
ada sms yang masuk justru menjadi kegembiraan tersendiri di tengah krisis
sinyal.
Sesudah
sembahyang dhuhur sepertinya tidak ada kegiatan yang berarti di hari ini.
Smspun tidak ada yang masuk. Sedikit membosankan sebenarnya. Namun di tengah
kebosanan itu,tak sengaja mataku tertuju pada tumpukan kertas yang ada di rak
paling atas. Sambil memandangnya dari kejauhan ku ingat-ingat tumpukan kertas
apa itu,dan tanpa menunggu lama ku ambil tumpukan kertas yang terletak tepat di
bawah buku Nilai. Ada 33 lembar dan di setiap lembarnya terlihat tulisan paling
atas sebagai judul tulisan yakni, “KESAN” dan “PESAN”. Seketika ingatanku
kembali. Lembaran kertas itu adalah permintaan awalku kepada siswa-siswi saat
pertama kali masuk kelas, baik di kelas VII maupun di kelas VIII. Dulu sewaktu masuk
kelas untuk yang pertama kalinya, ku isi dengan memperkenalkan diriku, tanya
jawab tentang apa yang ingin mereka ketahui tentang diriku dan sebaliknya perkenalan
siswa-siswi kepadaku. Di akhir pertemuan tersebut, aku memberi tugas pada
mereka. “Anak-anak, Ibu sudah siapkan selembar kertas, tolong kalian tulis di
kertas itu tentang “KESAN” dan “PESAN” untuk Ibu. Bagaimana kesan pertama
setelah bertemu dan kenal Ibu lewat perkenalan tadi, atau bisa kalian tulis Ibu
ini orangnya seperti apa menurut kalian, dan juga pesan/hal-hal/sesuatu yang ingin
kalian sampaikan pada Ibu” ucapku waktu itu. Diantara mereka terlihat ada yang
saling bertatap muka. “Jadi Ibu harap kalian tulis apa adanya, sesuai yang
kalian rasakan dan apa yang ingin kalian sampaikan pada Ibu, jangan takut untuk
menulis dan jangan ikut-ikutan teman, semuanya paham?”tambahku.
Dan setelah berbulan-bulan semenjak
tulisan itu dibuat, kini ku baca lagi lembaran-lembaran kertas itu. Rasanya
seperti membaca surat cinta. Setiap kali membacanya, aku terkadang
senyum-senyum sendiri. Bukan karena rayuan atau pernyataan cinta dari seorang
laki-laki, tapi mungkin lebih dari itu. Banyak kesan-kesan polos yang mereka
tulis. Beberapa surat cinta yang kuanggap menarik diantaranya:
©
Nama:Marselina Ima
KESAN: Ibu
kami merasa bangga karena ibu
mengajar di sini karena dulu di SMP PAU gurunya tidak banyak, kebetulan
sekarang gurunya banyak, kami merasa bangga dan senang. Kami berdoa untuk ibu.
PESAN: Menurut
saya ibu harus mengajar di sini terus karena di SMP PAU gurunya tidak banyak.
Kami harap Ibu mengajar di sini terus.
(Bagiku,surat cinta yang satu ini sungguh
menjadi beban, apalagi di bagian pesan, namun apapun itu terima kasih untuk
Doanya) J
©
Nama
: Eleonia Damul
KESAN: Menurut saya pembawaan ibu sangat baik
terhadap orang. Saya sangat bangga karena
ada Ibu guru yang baik dan selalu memberikan pelajaran yang baik
terhadap kami di sini.
PESAN: Ibu harus mengajar kami bagaimana menekan
laptop karena di SMP Pau tidak ada laptop dan ibu harus lebih bersemangat lagi
dan membuat lucu karena saya suka lucu.
(Pesan di surat cinta ini mungkin bisa
dikatakan mewakili keinginan semua muridku, karena semuanya pasti belum pernah
“menekan” laptop) *_*
©
Nama:
Yuliana V. Niwung
KESAN: Ibu kalau mengajar suaranya lembut tapi
mudah dimengerti.
PESAN: Ibu, jangan pernah berpikir ibu agama Islam
dan Kami agama Katolik karena kita sama diciptakan Tuhan Yang Maha Pencipta.
(Kalau siswa yang ini, mungkin maksudnya menginginkan
saya supaya tidak sungkan karena perbedaan agama, Cuma kesulitan dalam menyusun
kalimat)^_^
©
Nama:
Afrianus Jaman
KESAN: Ibu itu memiliki sifat baik dan penyabar
Ibu juga sering tertawa
memiliki wajah ceria
PESAN: Saya
ingin ibu menjadi keluargaku yang sangat akrab
Saya mau berkumpul dengan Ibu di rumah
(Membaca surat cinta yang ini rasanya campur
aduk. Kesan yang pertama agaknya terlalu memuji, namun membaca kesan yang kedua
membuatku bertanya-tanya apakah sebegitunya saya? J …. Dan
untuk pesannya sungguh mengharukan) ;(
©
Nama: Yuliana Jemamun
KESAN: Ibu
sangat baik, cantik, suka senyum.
PESAN: Pesan dari saya untuk Ibu, Jangan bersuami
dulu. Kalau sudah selesai sekolah dan kalau cita-citamu tercapai baru bisa
bersuami. Pesan dari saya untuk Ibu. Harus di ingat.
( Tawaku langsung meledak membaca surat cinta
yang satu ini) J J J
Begitulah Respon yang kuterima dari
anak-anak yang masih begitu polosnya. Banyak keinginan dan harapan yang
disandarkan pada kami, guru SM3T. Namun semangat mereka dalam menuntut ilmu menjadi
nilai tersendiri. Bahkan semangat yang tak pernah kumiliki di usia seperti
mereka. Sungguh pengalaman yang sangat berharga yang tak akan pernah kulupakan
meski pernah merasakan hidup 3T (versiku), Tanpa Listrik 24 jam, Tanpa sinyal,
dan Tanpa air. Memang segala sesuatu yang belum dikerjakan,
seringkali tampak mustahil, kita baru yakin kalau kita telah berhasil
melakukannya dengan baik. Salam ABITA!!! Aku Bangga Indonesia Tanah
Airku, Dari Daerah 3T untuk Indonesia.
Profil
Nama :
Atina Zuniar Rochmah
TTL : Kudus, 12 Mei 1988
Alamat: Desa Peganjaran Gang II Rt:01/03 No.30
Kecamatan Bae Kabupaten Kudus 59327
Hobi : Membaca, Mengoleksi Perangko, Jelajah Alam,
Wisata Kuliner.
Riwayat
Pendidikan:
MTs
Negeri Kudus (2001-2004)
SMA
1 Kudus (2004-2007)
Universitas
Muria Kudus (2007-2011)
Pengalaman
Berorganisasi :
Wakil Komandan KSR PMI UMK
(periode 2009-2010)
Sekretaris UKM Paduan Suara
Ningnong UMK (periode 2009-2010)
Motto Hidup: Berusaha untuk selalu menjadi yang lebih
baik, hingga akhirnya merasa berhak
untuk mendapat yang terbaik.
Peserta SM-3T UNNES penempatan di SMPN 8 Ruteng Pau,
Kecamatan
Rahong Utara, Kabupaten Manggarai, NTT
0 comments:
Post a Comment